Custom Search

Friday, August 27, 2010

Waspadai Es Teh Mengandung Tinggi Oksalat, Penyebab Batu Ginjal

Teh yang selama ini dianggap sangat baik untuk kesehatan manusia ternyata mengancam bahaya yang tersembunyi. Ternyata teh khususnya Es Teh mengandung kadar oksalat yang tinggi, sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya batu ginjal. Di samping the susu yang berlebihan ternyata penyumbang terbesar kadar oksalat yang tinggi dalam tubuh.
Kadar Oksalat Tinggi dalam Es Teh
Penelitian yang dilakukan Loyola University Chicago Stritch School of Medicine mengungkap bahwa konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal.
Times of India mengungkapkan , ternyata di dalam es teh mengandung konsentrasi tinggi oksalat. Oksalat adalah salah satu bahan kimia yang memicu pembentukan batu ginjal. "Bagi mereka yang memiliki kecenderungan sakit batu ginjal, es teh menjadi salah satu pilihan minuman terburuk," ungkap Dr John Milner, asisten profesor Departemen Urologi, sebagai ketua dalam penelitian itu.
Milner menyebutkan, teh panas sebenarnya juga menyimpan efek buruk yang sama. Berbeda dengan Es Teh, dalam mengkonsumsi the panas jumlah takaran penyajian biasanya lebih kecil. Atau, saat meminum teh panas tak akan sebanyak minum es teh. Berbeda dengan es teh, biasanya karena sangat segar seseorang sanggup meminumnya lebih dari segelas saat haus dan udara panas.
Pria, wanita posmenopause dengan tingkat estrogen rendah, dan wanita yang pernah menjalani operasi pengangkatan indung telur paling rentan terpapar dampak buruk es teh.
Batu Ginjal dan Oksalat
Batu ginjal adalah kristal kecil yang terbentuk dari mineral dan garam yang biasanya ditemukan dalam air seni, ginjal.
Mengkonsumsi bahan makanan dalam jumlah berlebih mengandung purine (hati, usus, otak, dan udang) dapat mengakibatkan tingginya kadar asam urat dalam air kemih. Begitu pula bila kita mengkonsumsi bahan makanan yang kaya kalsium dan oksalat secara berlebihan.
Dalam kaitannya dengan komponen-komponen makanan, dikenal ada dua jenis batu yang mengandung kalsium dan yang tidak mengandung kalsium. Batu yang mengandung kalsium terdapat tiga jenis, yaitu kalsium oksalat, kalsium oksalat dan urat serta batu kalsium fosfat. Sedang yang termasuk batu non-kalsium adalah asam urat, struvit, dan batu sistin.
Berdasarkan hasil penelitian medis, diketahui bahwa di antara pasien batu ginjal terbanyak adalah penderita batu ginjal kalsium (70-76 persen). Ternyata laki-laki lebih banyak menderita dengan perbandingan 2-3:1 dibandingkan dengan wanita. Makanan kaya kalsium, oksalat, protein hewani, purine dan garam adalah makanan yang perlu dikurangi. Sebaliknya, minum minuman (air putih) justru mesti diperbanyak.
Membatasi kalsium
Semakin tinggi kalsium terkonsumsi terbukti kian tinggi pula ekskresinya sekaligus menambah pembentukan kristalisasi garam-garam kapur. Tingginya kadar kalsium dalam air kemih dinamakan hiperkalsiuria, yaitu kadar kalsium dalam darah normal namun ekskresi dalam air kemih dapat mencapai 200-350 miligram (mg) per hari. Pasien hiperkalsiuria ini memang yang paling tepat untuk diberikan diet rendah kalsium, dengan jumlah tidak lebih dari 500-600 mg per hari.
Membatasi konsumsi masukan kalsium berarti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi seperti ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim, sayur kol serta lobak. Jenis makanan tersebut mengandung kalsium lebih dari 100 mg per porsi. Satu cangkir susu misalnya mengandung tidak kurang dari 250 mg kalsium. Ini setara dengan satu porsi lobak. Bayam, ikan kering, cokelat, dan kerang adalah contoh makanan yang mengandung kalsium sedang.
Juga dianjurkan untuk menghindari makan makanan secara berlebih terhadap makanan yang diolah/sudah diolah seperti tepung kentang yang dicampur susu, sup yang memakai krim, dan semua makanan yang diolah dengan susu, keju dan cokelat (kakao).
Mengurangi oksalat
Oksalat pada umumnya membentuk kristal dengan kalsium. Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh (endogen), dari makanan yang kita makan serta dari hasil metabolisme vitamin C. Sekalipun dari makanan porsinya hanya 10 persen (terbanyak dari endogen), namun angka ini sudah cukup menuntut kewaspadaan kita untuk tidak asal santap saja makanan yang kaya oksalat. Makanan yang tinggi oksalatnya adalah bayam, teh, cokelat (kakao), kacang-kacangan dan lain-lain. Kadarnya lebih dari 10 mg per porsinya.
Bagi pasien batu ginjal (terutama batu kalsium oksalat), dianjurkan diet rendah oksalat (40-50 mg per hari). Selain itu, dianjurkan mengonsumsi vitamin C tidak lebih dari satu gram per hari, karena terbukti dapat mendorong terbentuknya oksalat dalam tubuh. Tetapi sebaliknya, kita tak boleh kekurangan vitamin B6 karena akan memicu peningkatan produksi oksalat dalam tubuh.
Makanan yang banyak mengandung purine adalah yang paling berpengaruh terhadap pembentukan batu ginjal. Batu urat di sini dapat berupa campuran kalsium dan asam urat, atau hanya asam urat saja. Sumber asam urat adalah dari dalam tubuh sendiri (endogen) dan dari makanan seperti daging, hasil laut atau seafood, gandum, beras, dan tepung-tepungan. Pada wanita normal, ekskresi asam urat sebanyak 750 mg per 24 jam, sedangkan pada pria lebih tinggi, yaitu 800 mg. Jika nilai ini terlampaui, maka lampu kuning bagi Anda.
Kebiasaan Makan Daging
Protein hewani ternyata disebut sebagai hal yang paling besar pengaruhnya terhadap kemungkinan terbentuknya batu. Sebab, protein tersebut dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat dalam air kemih, yang kemudian diikuti dengan menurunnya pH (tingkat keasaman) urine dan pembuangan sitrat.

Urine yang asam dalam jangka lama memudahkan terbentuknya kristal. Rendahnya ekskresi sitrat berarti hilangnya penghambat (inhibator) pembentukan kristal karena sitrat dapat mengikat kalsium dalam air kemih. Rendahnya ekskresi sitrat ini juga bisa disebabkan penyakit mencret menahun, infeksi saluran kemih, rendahnya kadar kalium tubuh (hipokalemia), dan asidosis tubulus ginjal. Olahraga yang kelewat berat juga berpengaruh terhadap eksresi sitrat.
Risiko akibat makan dengan menu protein hewani berlebihan tersebut dapat diperberat lagi jika pada saat bersamaan kita mengonsumsi dalam jumlah tinggi pula lemak dan garam. Sementara itu, kebiasaan kurang dalam menyantap makanan berserat tinggi yang mengandung magnesium, fosfat, dan vitamin B6. Bagi penderita batu kalsium dianjurkan mengonsumsi tidak lebih dari 1,5-1,8 protein per kg bobot badan per hari. Bagi penderita batu asam urat juga dianjurkan mengurangi protein hewani.
Membatasi garam
Hubungan antara garam (ekskresi garam dalam air kemih) dan pembentukan batu pertama ditentukan oleh nisbah (rasio) kadar ekskresi garam dibanding kalsium. al ini disebabkan meningkatnya volume ekstraseluler yang akan menghambat re-absorpsi tubulus ginjal terhadap kalsium. Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30 mg kalsium dalam urine. Keluarnya kalsium dari air kemih karena garam ini mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh natrium (sodium). Dampak buruk lain akibat konsumsi garam yang berlebihan adalah menurunnya keluaran sitrat. Padahal seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, zat ini penting untuk menghambat terjadinya kristalisasi. Dianjurkan, terutama terhadap penderita batu kalsium dan urat, untuk tidak memakan garam lebih dari 100 meq (kira-kira 6 garam) dapur per hari.
Banyak minum air
Melihat berbagai permasalahan tersebut disarankan, mengganti konsumsi minuman es teh dengan air putih. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mencampur es teh dengan lemon. Lemon kaya kandungan citrates, yang dapat menghambat pertumbuhan batu ginjal.
Makin kurang seseorang minum air (terutama air putih), makin kurang pula air kemih yang terbentuk. Keadaan ini akan menyebabkan derajat kejenuhan zat-zat kandungannya makin tinggi yang akhirnya akan mempermudah terbentuknya batu. Karena itu, kita dianjurkan untuk minum air banyak-banyak dan memang inilah cara satu-satunya modifikasi gizi atau diet yang telah disetujui di seluruh dunia untuk segala jenis penyakit batu ginjal.
Jumlah yang dianjurkan adalah sejumlah yang dapat menghasilkan minimal 2 liter air per 24 jam (hari). Umumnya untuk ini diperlukan sedikitnya minum 2-3 liter per hari dan terbagi rata selama sehari. Umumnya, 35 persen penderita batu ginjal minum air kurang dari 1 liter per harinya.

Semua jenis minuman pada dasarnya diperbolehkan, kecuali susu, teh, dan lainnya yang dapat menyebabkan ekskresi oksalat tinggi. Yang paling bagus adalah minum air putih sebanyak-banyaknya.

No comments:

Post a Comment

saran dan coment teman teman sangat membantu pertumbuhan blog ini,terimakasih

My Headlines

Laman